Alhamdulillah......
Sekarang masih melaksanakan OJT di UP Muara Tawar Bekasi.....
mimpihafidz
Rabu, 07 Mei 2014
Jumat, 03 Agustus 2012
OLI
Minyak pelumas mesin atau yang lebih dikenal oli mesin
memang banyak ragam dan macamnya. Bergantung jenis penggunaan mesin itu
sendiri yang membutuhkan oli yang tepat untuk menambah atau mengawetkan
usia pakai (life time) mesin.
Fungsi
Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar
mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai
pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi
mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin
seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa
keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut
memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing.
Jenis
Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari
minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat -
zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar
mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral
selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli
sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang
ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya
dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins
yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral,
yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah
mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya.
Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan
karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya
untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan dengan sejauh mana oli
berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan antar permukaan
logam.
Oli harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient.
Mengalir secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang
bergerak. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi
lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra
menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli
yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih mengalirkan oli pada
temperatur rendah sehingga mengganggu jalannya pelumasan ke komponen
yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki kekentalan lebih tepat
pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah ketika mesin
dioperasikan.
Dengan demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers
(SAE). Bila pada kemasan oli tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti
5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5
dan pada suhu terpanas akan bekerja pada kekentalan 30.
Tetapi yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan
mesin. Umumnya, mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 .
Karena mesin belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan
antar komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya
bisa dilalui oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50)
pada mesin seperti ini karena akan mengganggu debit aliran oli pada
mesin dan butuh semprotan lebih tinggi.
Untuk mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga
mengizinkan pemakaian oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan
menyediakan lapisan film cukup untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah tipe Viskositas dan ambien
temperatur dalam derajat Celcius yang biasa digunakan sebagai standar
oli di berbagai negara/kawasan.
- 5W-30 untuk cuaca dingin seperti di Swedia
- 10W-30 untuk iklim sedang seperti di kawasan Inggris
- 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di kawasan Indonesia
Kualitas
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Simbol terakhir SL mulai diperkenalkan 1 Juli 2001.
Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori
sebelumnya. Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya.
Sebaliknya jika mesin kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan
tipe SH karena mesin tidak akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli
SH didesain untuk mesin yang lebih lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil MPV
atau pikap bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk
heavy duty dan mesin diesel. Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4.
Bila menggunakan mesin diesel pastikan memakai kategori yang tepat
karena oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin bensin karena karakter
diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa pembakaran lebih
tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan
detergent untuk menjaga oli tetap bersih
Sebagai tambahan, bila oli yang digunakan sudah tipe sintetik maka
tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena justru akan
mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya.
API Service Rating
Untuk rating API service, dapat pula dirunut dari mesin-mesin
keluaran lama. Namun, pada saat ini bisa juga dirunut dari kategori SF
mengingat banyaknya kategori yang akan keluar.
API mesin bensin
- SM (Current)
Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin
yang ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi
oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik
terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
- SL (Current)
Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1
Juni 2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol
deposit lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli
ini juga cocok dengan spesifikasi terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
- SJ (Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
- SH (Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
- SG (Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
- SF (Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
API mesin diesel
- CJ-4
Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin
4-langkah yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun
2007. Oli dengan kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa lebih baik
daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan kategori API CI-4 dengan
CI-4 PLUS, CI-4, CH-4, CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4 juga
mampu secara efektif melumasi mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.
- CI-4
Diperkenalkan sejak 5 September 2002. Untuk mesin high speed, four
stroke engines yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun
2004. Oli CI-4 diformulasikan menjaga durabilitas mesin dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan CH-4.
- CH-4
Diperkenalkan sejak 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines
yang didesain untuk memenuhi memenuhi standar emisi tahun 1998. .
Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, dan CG-4.
- CG-4
Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed,
four stroke engines. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok untuk standar emisi 1994 Bisa dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.
- CF-4
Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke
engines, naturally aspirated dan mesin turbocharger. Bisa dipakai pada
oli CD, dan CE.
- CF-2
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada oli CD-II.
- CF
Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa mesin yang memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%. Bisa mengganti pada oli CD.
Kontaminasi
Kontaminasi terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel
pencemar di dalam oli. Terdapat delapan macam benda pencemar biasa
terdapat dalam oli yakni
- Keausan elemen. Ini menunjukkan beberapa elemen biasanya terdiri dari tembaga, besi, chrominium, aluminium, timah, molybdenum, silikon, nikel atau magnesium.
- Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui sela lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara menandai terjadinya jelaga.
- Bahan Bakar
- Air. Ini merupakan produk sampingan pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang. Air dapat memadat di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang memadai.
- Ethylene gycol (anti beku)
- Produk-produk belerang/asam.
- Produuk-produk oksidasi Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh tingginya temperatur udara masuk.
- Produk-produk Nitrasi. Nitrasi nampak pada mesin berbahan bakar gas alam.
Memilih SAE yang tepat untuk Motor
BELAJAR MEMAHAMI MAKNA DIBALIK
KODE SAE OLI MESIN UTK MOTOR
KODE SAE OLI MESIN UTK MOTOR
Kekentalan merupakan salah satu sifat karakteristik fisik oli mesin yang sangat penting. Dalam istilah oli mesin kekentalan biasa dikenal sebagai viskositas. Sebenarnya viskositas ga sama dg kekntalan.
Tingkat kekentalan suatu oli mesin mengacu pada lembaga SAE berdasarkan table SAE J 300 th 1999.
Ada sekitar 30 jenis kekentalan SAE yg dikenal selama ini, diantaranya seperti SAE SAE 40, SAE 10w, SAE 20w50,SAE 15w50,SAE 10w40,SAE 15w40 dst.
Selama ini mungkin para biker hanya tahu kalau tingkat SAE itu Cuma membedakan encer dan kentalnya suatu oli mesin. Padahal makna SAE sesungguhnya lebih dari itu …. Makna yg mungkin tidak terfikirkan selama ini…Makna yg justru paling menentukan bagi nasib kondisi mesin motor Anda!!!
Pertanyaannya sekarang:
Apa makna sesungguhnya dari kode SAE tsb?
Yg mana tingkat kekentalan oli mesin yg cocok utk motor? SAE20w50,10w40,15w40 atau 15w50?
Benarkah kalau “tarikan enteng”pake oli encer, menandakan oli yg dipake cocok utk motor Kita?
Sekarang mari kita coba bahas satu persatu tingkat kekentalan oli mesin yg ideal buat motor!!
Umumnya tingkat kekentalan utk motor, bila dilihat dari kondisi iklim di Indonesia , performa mesin dan hasil pengujian,idealnya dapat dibagi 4 jenis yaitu: SAE 20w50, 10w40, 15w40, atau 15w50.
Sekarang Kita lihat kelebihan dan kekurangan masing2 tk. SAE ini.
Sebelumnya mari kita melihat tabel perbandingan sae....
-SAE20w50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w) dan pd suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dlm perlindungan /perawatan mesin, khususnya utk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang brjalan jauh ,polusi dan beban berat. Pd kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tsb. lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dg logam.
Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal utk.oli mineral/semi sintetis 120, utk. sintetis 145) . Semakin banyak aditiv viscosity index improver ,semakin sensitif oli /kurang baik buat mesin motor -utamanya terhadap stress di gear.
VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dingan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya.Utk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin. Utk motor bisa sebaliknya.
-SAE15w50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis oli relative sama dg SAE20w50.Sedikit yg membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Semakin tinggi nilai VI artinya adlah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Utk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relative sensitif digunakan utk motor yg menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch).Artinya oli jenis ini relative lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.
-SAE10w40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis Oli yg relative paling encer diantaranya ke3 jenis oli lainnya. Oli ini relative paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin .Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat.(mis.sering dipake boncengan)
Relatif sama dg SAE 15w50 , dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Apakah berarti paling bagus?Belum tentu …!Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI , semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya. Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal /oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini.
Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya , perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal. Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah..
-SAE15w40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Nilai VI ,minimal utk.oli mineral 125, utk. sintetis 145.
Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yg paling pas. Oli jenis ini relative paling stabil kekentalannya dibandingkan yg lainnya. Masalhnya oli jens ini jarang diaplikasikan utk motor. Biasanya jenis SAE ini, dipakai utk kendaraan jenis mesin disel, yg membutuhkan kestabilan kekekntalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin disel.
sebagai tambahan aditif Vi adalah seny.kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pd suhu rendah dan tinggi ttpi sensitif thd. stress di gear..
Selain hal diats, hal yg terkait dg perlindungan mesin motor adalah factor tingkat kode API dan kode JASO MA.
Jenis SAE lainnya sah2 saja dipake sejauh Anda tahu dan paham menyiasati oli tsb. Namun utk kondisi di Indonesia dan performa motor “wet clutch” , tingkat SAE diats ga ada salahnya-alias “kudu”- jadi prioritas pilihan Anda. Namun tentu semuanya kembali kepada Anda semuanya…mana menurut Anda yg palin cuocook utk tunggangan Anda….
ttpi yg palig penting lagi dr semua hal diats proporsinal-lah dalam menyiasati oli mesin...
Ok. Semoga bermanfaat…
DAFTAR HARGA OLI SHELL untuk Motor dan Mobil
Shell Helix Diesel HX-7 10W-40 CF (1 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 10W-40) – Harga: Rp.62.000,-
Shell Helix Diesel HX-7 10W-40 CF (5 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 10W-40) – Harga: Rp.307.000,-
Shell Helix HX-3 20W-50 SJ/CF (1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 20W-50) – Harga: Rp.29.000,-
Shell Helix HX-3 20W-50 SJ/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 20W-50) – Harga: Rp.114.000,-
Shell Helix HX-5 15W-50 SL/CF (1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 15W-50) – Harga: Rp.45.000,-
Shell Helix HX-5 15W-50 SL/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 15W-50) – Harga: Rp.178.000,-
Shell Helix HX-5 Diesel 15W-40 CF (1 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.42.000,-
Shell Helix HX-5 Diesel 15W-40 CF (5 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.205.000,-
Shell Helix HX-7 10W-40 SM/CF(1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 10W-40) – Harga: Rp.65.000,-
Shell Helix HX-7 10W-40 SM/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 10W-40) – Harga: Rp.255.000,-
Shell Helix Ultra Fully Synthetic 5W-40 SM/CF (1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 5W-40) – Harga: Rp.158.000,-
Shell Helix Ultra Fully Synthetic 5W-40 SM/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 5W-40) – Harga: Rp.625.000,-
Shell Rimula R3X Diesel 15W-40 CH-4 (1 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.40.000,-
Shell Rimula R3X Diesel 15W-40 CH-4 (5 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.195.000,-
Shell Spirax S3 ATF MD3 (1 liter) – (Oli mesin mobil Auto Transmission / matic dengan spesifikasi oli Dextron III) – Harga: Rp.49.000,-
Shell Spirax S3 G80 80W GL-4 (1 liter) – (Oli Gardan/Gear dengan SAE 80W) – Harga: Rp.60.000,-
Shell Helix Ultra Racing 10W-60 SL/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 10W-60) – Fully Synthetic – Harga: Rp.964.000,-
Shell Helix Diesel HX-7 10W-40 CF (5 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 10W-40) – Harga: Rp.307.000,-
Shell Helix HX-3 20W-50 SJ/CF (1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 20W-50) – Harga: Rp.29.000,-
Shell Helix HX-3 20W-50 SJ/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 20W-50) – Harga: Rp.114.000,-
Shell Helix HX-5 15W-50 SL/CF (1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 15W-50) – Harga: Rp.45.000,-
Shell Helix HX-5 15W-50 SL/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 15W-50) – Harga: Rp.178.000,-
Shell Helix HX-5 Diesel 15W-40 CF (1 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.42.000,-
Shell Helix HX-5 Diesel 15W-40 CF (5 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.205.000,-
Shell Helix HX-7 10W-40 SM/CF(1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 10W-40) – Harga: Rp.65.000,-
Shell Helix HX-7 10W-40 SM/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 10W-40) – Harga: Rp.255.000,-
Shell Helix Ultra Fully Synthetic 5W-40 SM/CF (1 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 5W-40) – Harga: Rp.158.000,-
Shell Helix Ultra Fully Synthetic 5W-40 SM/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 5W-40) – Harga: Rp.625.000,-
Shell Rimula R3X Diesel 15W-40 CH-4 (1 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.40.000,-
Shell Rimula R3X Diesel 15W-40 CH-4 (5 liter) – (Oli mesin diesel berbahan bakar solar dengan SAE 15W-40) – Harga: Rp.195.000,-
Shell Spirax S3 ATF MD3 (1 liter) – (Oli mesin mobil Auto Transmission / matic dengan spesifikasi oli Dextron III) – Harga: Rp.49.000,-
Shell Spirax S3 G80 80W GL-4 (1 liter) – (Oli Gardan/Gear dengan SAE 80W) – Harga: Rp.60.000,-
Shell Helix Ultra Racing 10W-60 SL/CF (4 liter) – (Oli mesin mobil motor berbahan bakar bensin dengan SAE 10W-60) – Fully Synthetic – Harga: Rp.964.000,-
Penggantian Sproket Motor Berpengaruh Pada Akselerasi dan Power
Secara teknik, istilah sproket (sprocket) digunakan untuk menyebut cakram gigi (teeth disc) dimana rantai ditautkan untuk menyalurkan putaran mesin agar roda belakang berputar. Istilah ini dibedakan dengan istilah gigi transmisi (transmission gear) atau versneling, tetapi msh bertautan karena kelajuan putarannya bergantung pada posisi gigi transmisi, dan merupakan bagian yg ikut menentukan reduksi dan rasio gigi secara keseluruhan (total gear ratio and reduction) atau FGR (final gear ratio).
Tarikan, percepatan atau akselerasi (acceleration) dan kelajuan (speed) atau kecepatan (velocity) sepeda motor itu bergantung juga pada diameter dan atau banyaknya gerigi (teeth) pada sproket atau cakram rantai.
Berarti mengganti sproket depan dan atau belakang dengan ukuran berbeda, juga berarti mengganti rantai (chain), karena akan dibutuhkan rantai dengan banyak mata-rantai atau gerigi berbeda, atau sebaliknya. Kecepatan dan percepatan bisa merosot (drop) atau bisa juga meningkat (rise) ... pernahkah anda berpikir sedemikian ... ???
Untuk alasan teknik penyaluran tenaga (energy transmission), sproket depan yg menghela atau mengemudikan (drive) krn diputar oleh mesin, selalu berdiametar lbh kecil dan bergerigi lbh sedikit drpd sproket belakang yg dihela atau dikemudikan (driven) melalui rantai (chain). Alasan ini akan jadi jelas dlm uraian berikut.
Secara teknik, ada 2 kemungkinan dampak perubahan ukuran diameter dan atau banyak gerigi pd sproket,
- rasio daya (power ratio), bila sproket | cakram-gigi depan berputar lbh cepat drpd sproket | cakram-gigi belakang, krn berdiameter lbh kecil atau bergerigi lebih sedikit drpd yg standar.
- rasio kelajuan (speed ratio), bila sproket | cakram-gigi depan berputar lbh lambat drpd sproket | cakram-gigi belakang, krn berdiameter lbh besar atau bergerigi lebih banyak drpd yg standar.
Jika sproket | cakram-gigi belakang dikurangi 1 gigi saja, shg dimeter sproket | cakram-gigi belakang menjadi lbh kecil, maka sproket | cakram-gigi belakang berputar lbh cepat, dan spdmotor akan menghasilkan peningkatan top speed, tp akselerasi lbh lambat. Sebaliknya, jika sproket | cakram-gigi belakang ditambahi 1 gigi saja, shg dimeter sproket | cakram-gigi belakang menjadi lbh besar, maka sproket | cakram-gigi belakang berputar lbh lambat, dan spdmotor akan menghasilkan akselerasi lbh cepat, tp top speed merosot.
Intinya, sproket | cakram-gigi mana pun diubah | diganti banyak giginya, berarti rantai penggelindingnya juga harus diganti, krn akan membutuhkan banyak mata-rantai | gerigi berbeda. Rantai Thundie 125 standar 118 mata-rantai.
Jadi tinggal pilih, apakah top speed atau akselerasi ingin ditingkatkan.
- Jika sproket | cakram-gigi depan lbh besar, mk top speed lbh tinggi, tp akselerasi lbh lambat.
- Jika sproket | cakram-gigi depan lbh kecil, mk top speed lbh rendah, tp akselerasi lbh cepat.
- Jika sproket | cakram-gigi belakang lbh kecil, mk top speed lbh tinggi, tp akselerasi lbh lambat.
- Jika sproket | cakram-gigi belakang lbh besar, mk top speed lbh rendah, tp akselerasi lbh cepat.
Pasangan sproket | cakram-gigi menentukan reduksi dan rasio gigi secara keseluruhan (total gear ratio and reduction) atau FGR (final gear ratio). Torsi ban belakang bisa dinaikkan atau diturunkan dgn mengubah rasio ini, dan ini secara langsung berdampak pd akselerasi dan top speed.
Sabtu, 28 Juli 2012
Rabu, 25 Juli 2012
Sapaan untuk para PEMIMPI
Assalamualikum warohmatullahi wabarokatuh....
dengan diawali BISMILLAHHIRROHMANNIRROHIM......
hallo....para pemimpi.....
selamat bergabung dengan teman-teman mimpimu........facebook.com
dengan diawali BISMILLAHHIRROHMANNIRROHIM......
hallo....para pemimpi.....
selamat bergabung dengan teman-teman mimpimu........facebook.com
Langganan:
Postingan (Atom)